Rabu, 12 Juni 2013

Kesehatan ibu hamil & ibu nifas

Kesehatan ibu hamil

Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Masa Kehamilan :
Makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi dalam 1 hari- terlebih jika anda kurus, makan lebih banyak sayur dan buah, lauk- pauk – daging merah, ayam, telur, ikan, ercis dan kacang- kacangan setiap hari.
Periksa kehamilan secara teratur ke bidan atau petugas kesehatan lainnya.
Minum suplemen zat besi dari bidan tiap hari untuk mencegah pendarahan pada saat melahirkan.
Menerima suntikan TT 2 kali semasa kehamilan
Menggunakan garam beryodium di makanan setiap hari untuk kesehatan janin.
Tetap melakukan aktivitas sehari- hari dan berolahraga secara teratur, tapi jaga jangan terlalu capek.



Hal-hal Yang Harus dihindari Untuk Kesehatan Janin
Bekerja terlalu keras dan tidak cukup istirahat.
Minum obat sembarangan kecuali dengan resep dokter.
Pijat perut.
Berada di sekitar anak- anak penderita cacar atau cacar Jerman.
Merokok
Minum minuman beralkohol
Bekerja dengan dan menghirup pestisida, herbisida atau bahan kimia lainnya.
Makan terlalu sedikit dengan menu monoton; tidak ada makanan yang harus dihindari selama kehamilan.



Petunjuk Pertolongan Pertama Untuk mengatasi Masalah Ringan Selama Kehamilan
Mual atau Muntah-Coba makan dengan porsi kecil tapi teratur walaupun tidak ada nafsu makan. Jika masih berlanjut, bidan mungkin bisa memberi obat.
Panas atau Terbakar –di lambung atau rongga dada (asam lambung dan dada sesak) – Makan makanan dalam porsi kecil sampai habis dan banyak minum air.Bidan mungkin bisa memberi obat.
Bengkak Kaki- Istirahat dengan kaki diangkat selama beberapa kali dalam sehari. Makan secara teratur dan kurangi makanan bergaram tiggi seperti mi instan. Jika kaki sangat bengkak, dikuti pembengkakan tangan dan wajah, segera pergi berobat.
Sakit Punggung : Bisa diatasi melalui olahraga serta sikap duduk dan berdiri tegak.
Terlalu kurus, pucat dan lemah : Makan lebih banyak beserta lauk pauk seperti ercis, kacang- kacangan, daging ayam, susu, telur, daging merah, ikan dan sayur warna hijau tua. Minum kapsul zat besi setiap hari.
Sembelit :Minum banyak air- kurang lebih 6-8 gelas sehari. Makan banyak buah, sayuran, dan ubi. Banyak berolahraga



Tanda bahaya Masa Kehamilan
Pendarahan : Berbaring diam dan panggil petugas kesehatan.Jika pendarahan terjadi di masa akhir kehamilan- setelah 6 bulan, segera pergi ke Rumah Sakit
Anemia Akut: Merasa makin lemah, cepat capek, dan terlihat pucat; harus minta kapsul zat besi ke petugas kesehatan. Lebih baik melahirkan di Rumah Sakit karena resiko pendarahan tinggi.
Bengkak kaki di tiga bulan terakhir kehamilan disertai gejala bengkak tangan, muka, pusing berkepanjangan, atau pengelihatannya menjadi terganggu ; bisa menjadi masalah serius-bisa jadi terkena toxemia atau keracunan kehamilan.Segera pergi ke petugas kesehatan. Jika memang menderita kehamilan toxemia, sangat penting untuk :

o Istirahat total di tempat tidur

o Makan diet sehat

o Jika tidak ada perubahan gejala , masih mengalami gangguan pengelihatan, bengkak wajah dan berbusa mulut (gejala epilepsy), segera pergi ke rumah sakit, atau mereka bisa meninggal.



Ingat ! – Keluarga sehat adalah keluarga berencana dengan jarak kelahiran normal- paling kurang 2 tahun di tiap jarak kelahiran.

Kesehatan ibu nifas
KONSEP DASAR MASA NIFAS

Tujuan pembelajaran
Mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :

1. Menjelaskan pengertian masa nifas
2. Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
3. Menjelaskan peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas
4. Menjelaskan tahapan masa nifas
5. Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas

Pengertian Masa Nifas

1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jam post partum Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari post partum Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 minggu post partum Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV 6 minggu post partum Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.





Ternyata ada sebelas hal penting yang perlu dicermati saat masa nifas. Apa saja itu? Ikuti ulasan berikut.
1. Waspadai infeksi

Mada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan atau keluhan nyeri. Demam pada masa nifas menunjukkan adanya infeksi, yang tersering infeksi kandungan dan saluran kemih. ASI yang tidak keluar, terutama pada hari ke 3-4, terkadang menyebabkan demam disertai payudara membengkak dan nyeri. Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 jam.

2. Kram perut

Perempuan yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi rahim yang cenderung bersifat tonik menimbulkan nyeri perut seperti “kram”, apalagi bila ada sisa-sisa bekuan darah dalam rahim. Kadangkala nyeri ini sangat hebat dan membutuhkan obat pereda nyeri. Nyeri perut ini juga dapat timbul saat bayi mengisap payudara. Biasanya keluhan nyeri menghilang dengan sendirinya.

3. Sisa plasenta

Darah nifas atau lokia adalah lapisan rahim yang lepas. Proses ini mirip dengan yang terjadi pada menstruasi. Pada awal masa nifas lokia berwarna merah. Setelah 3-4 hari warnanya makin pudar, dan pada hari ke-10 berwarna putih-kekuningan. Bila warna lokia merah melanjut sampai 2 minggu, ada kemungkinan plasenta tersisa dalam rahim, gangguan pemulihan rahim yang semula merupakan tempat perlekatan plasenta, atau keduanya. Lokia yang berbau kemungkinan ada infeksi.

4. Perubahan komponen darah

Pada masa nifas terjadi perubahan pada komponen darah, misalnya jumlah sel darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin akan berfluktuasi, namun dalam 1 minggu pascapersalinan biasanya semuanya akan kembali ke keadaan semula. Curah jantung atau jumlah darah yang dipompa oleh jantung akan tetap tinggi pada awal masa nifas dan dalam 2 minggu akan kembali ke keadaan normal.

5. Penurunan berat badan

Pascapersalinan wanita akan kehilangan 5-6 kg berat badannya

yang berasal dari bayi, plasenta, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kemih sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan cairan yang dahulu diretensi pada waktu hamil. Rata-rata perempuan kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.

6. Lekas bergerak

Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi.

7. Menjaga kebersihan

Vulva (bibir kemaluan) harus selalu dibersihkan dari depan ke

belakang. Tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Apabila ada pembengkakan dapat dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pascapersalinan.

Bila tidak ada infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptik, cukup

dengan air bersih saja.

8. Jangan ditahan

Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim. Seperti halnya dengan berkemih, perempuan pascamelahirkan sering tidak merasakan sensasi ingin buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma) sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan di kemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan akan mengeras dan dapat menyulitkan di kemudian hari.

9. Waspadai postpartum blues

Perempuan pascamelahirkan kadang mengalami depresi yang disebut

postpartum blues. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti

perubahan emosional, senang dan takut pada saat melahirkan, kelelahan, perasaan asing tinggal di rumah sakit, kecemasan akan kemampuannya merawat bayi, dan perasaan kurang menarik lagi di mata suami. Depresi ini umumnya akan hilang sendiri dalam 2-3 hari, walaupun bisa saja lebih lama lagi. Dukungan dari suami dan orang di sekitarnya dapat membantu menghilangkan depresi ini

10. Makan dan makan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui bayinya.

11. Rencana KB

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas.

Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI. Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan,

Masa nifas adalah masa pemulihan. Tubuh akan berusaha kembali ke keadaan sebelum hamil. Menjaga pola hidup sehat dapat membantu melewati masa transisi ini dengan nyaman. Peran suami dan keluarga juga merupakan faktor yang penting.

TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS

Infeksi Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 39 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Etiologi

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.

Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah:
Streptococcus haemoliticus aerobik

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
Staphylococcus aureus

Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
Escherichia coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
Clostridium welchii

Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

Infeksi Lokal :

1) Pembengkakan luka episiotomi.

2) Terjadi penanahan.

3) Perubahan warna lokal.

4) Pengeluaran lochia bercampur nanah.

5) Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

6) Temperatur badan dapat meningkat.

Infeksi General :

1) Tampak sakit dan lemah.

2) Temperatur meningkat diatas 39 oC.

3) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4) Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5) Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

6) Terjadi gangguan involusi uterus.

7) Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

Cara Terjadinya Infeksi
Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
Alat-alat yang tidak suci hama.
Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain.

Karena itu penolong dan petugas kamar bersalin dan kamar operasi diharuskan memakai penutup mulut dan hidung (masker).
Infeksi rumah sakit (hospital infection)

Dalam rumah sakit banyak sekali banyak kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit.

Kuman-kuman ini terbawa oleh udara air, alat-alat, dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya).
Koitus pada akhir kehamilan sebenarnya tidak begitu berbahaya, kecuali bila ketuban sudah pecah.
Infeksi intrapartum, sering dijumpai pada partus lama, partus terlantar, ketuban pecah lama, terlalu sering pemeriksaan dalam. Gejalanya adalah demam, dehidrasi, lekositosis, takikardi, denyut jantung janin naik, dan air ketuban berbau serta berwarna keruh kehijauan. Dapat terjadi amniotis, koriontis, dan bila berlanjut dapat terjadi infeksi janin dan infeksi umum.
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain).
Klasifikasi
Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks dan endometrium.
Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium.
Infeksi yang Terlokalisir di Jalan Lahir

Biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan dan pada bekas insersi plasenta.
Vulvitis : luka bekas episiotomi atau robekan perineum yang kena infeksi.
Vaginitis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi.
Servisitis : infeksi pada serviks agak dalam dapat menjalar ke ligamentum latum dan parametrium.
Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium. Kalau tidak diobati dapat menjalar keseluruh tubuh (septikemia). Ibu demam, lokia berbau, dan involusi tidak sempurna (sub-involusi).
Septikemia dan Piemia

Septikemia adalah keadaan di mana kuman-kuman dan atau toksiknya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.

Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang di hinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung, otak dan sebagainya).

Gambaran klinis dan diagnosis
Baik septikemia maupun piemia adalah penyakit berat. Gejala septikemia lebih akut dari piemia, ibu kelihataan sakit dan lemah, suhu badan naik 39-40oC, keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 kali permenit atau lebih, tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran menurun, gelisah.
Pada piemia, dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama postpartum, dan setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum seperti diatas.
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositas, pada kultur darah di jumpai kuman-kuman yang patogen.
Prognosis

Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang tinggi, apalagi bila diikuti oleh peritonotis umum. Kadang-kadang walaupun dengan pemberian antibiotik dan upaya yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan.
Parametritis ( Selulitis Pelvika )

Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan :
Dari servisitis atau endometritis yang tersebar melalui pembuluh limfe.
Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke parametrium.
Atau sekunder dari tromboflebitis.
Salfingitis ( Salfingo- ooforitis )

Salfingitis adalah peradangan dari adneksa. Terdiri dari salfingitis akut dan kronik. Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing.

Pencegahan Infeksi Nifas
Masa kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan, serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
Masa persalinan
Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
Masa nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya di isolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu yang sehat.
Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

Kelainan pada Rahim
Sub-involusi uterus

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik disebut sub-involusi.

Faktor-faktor penyebab, antara lain adalah infeksi (endometritis), sisa uri mioma uteri, bekuan-bekuan darah dan sebagainya.

Pada palpasi uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokia masih banyak, dan berbau dan terjadi perdarahan.

Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hariditambah dengan ergometrin peroral.. bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi.
Pendarahan masa nifas sekunder ( Late Puerpural Haemorhage )

Adalah pendarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum, dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, mioma uteri dan kelainan uterus.

Kelainan Lain Dalam Nifas
Flegmasia Alba Dolens

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
Terjadi pembengkakan pada tungkai.
Berwarna putih.
Terasa sangat nyeri.
Tampak bendungan pembuluh darah.
Temperatur badan dapat meningkat.

Penanganan yang dapat dilakukan yaitu daerah yang terkena diistirahatkan, kaki ditinggikan dan diberikan obat-obatan seperti tablet asam asetilsalisilat dan antibiotika.
Nekrosis Hipofisis Lobus Anterior Postpartum

Sindrom sheehan atau nekrosis lobus depan dari hipofisis karena syok akibat perdarahan persalinan. Hipofisis akut berinvolusi setelah persalinan. Karena syok akibat perdarahan yang hebat, pada hipofisis terjadilah nekrosispada pars anterior.

Gejala timbul postpartum : amenorea dan insufiensi hormon pars anterior hipofisis.

Kelainan pada Payudara
Bendungan ASI

Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.
Mastitis dan Abses Mamae

Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu, atau melalui peredaran darah

Mastitis yang tidak segera diobati akan menyababkan abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul ( abses ), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu.

Penanganan :
Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
Bila terjadi abses lakukan insisi radial sejajar dengan jalan duktus laktiferus. Pasang pipa ( drain ) untuk mngeringkan nanah.
Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara, bila panas dan nyeri berikan obat-obatan anti panasdan analgetika.
Antibiotik jenis penisillin dengan dosis tinggi dapat membantu.
Galaktokel ( galactocele )

Air susu membeku dan terkumpul pada suatu bagian payudara menyerupai tumor kistik. Terjadi karena sumbatan air susu. Hanya dengan pengurutan dan tekanan ketat pada payudara dapat hilang sendirinya.

Konsep Dasar Masa Nifas


Tujuan pembelajaran

Mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :
Menjelaskan pengertian masa nifas
Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
Menjelaskan peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas
Menjelaskan tahapan masa nifas
Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Mendapatkan kesehatan emosi.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
Memberikan asuhan secara professional.
Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masanifas, dengan tujuan untuk :
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
KunjunganWaktuAsuhan
I6-8 jam post partum Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II6 hari post partum Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III2 minggu post partum Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV6 minggu post partum Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Mem

INFEKSI NIFAS POST PARTUM

1. Pengertian Nifas
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001:122)
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115)
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari

2. Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
Penyebab infeksi nifas

Masuknya kuman ke dalam alat kandungan bisa secara eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) maupun endogen (dari jalan lahir sendiri).

Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :

1) Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuk ke dalam alat kandungan secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

2) Staphylococcus aureus

Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

3) Escherichia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

4) Clostridium Welchii

Kuman bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:

1) Tangan penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. bisa juga sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak steril

2) Droplet infection.

Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.

3) Infeksi nosokomial

Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.

4) Koitus pada akhir kehamilan tidak menyebabkan infeksi kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

3. Faktor Predisposisi Infeksi Nifas
Semua keadaan yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh penderita seperti perdarahan banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama dengan ketuban pecah lama, korioamnionitis, persalinan traumatic kurang baiknya proses pencegahan infeksi dan manipulasi yang berlebihan.
Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun perabdominam.
Retensio sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
Episiotomi atau laserasi.

4, Gambaran Klinis Infeksi Nifas

a. Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 – 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigil.

b. Endometritis

Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.

Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.

Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.

c. Septicemia dan piemia

Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala septicemia lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 – 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 – 160 kali/menit atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.

Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada piemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain.

d. Peritonitis

Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.

Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense muscular. Wajah penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.

e. Sellulitis pelvika (Parametritis)

Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika.

Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala sellulitis pelvika menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.

Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

f. Salpingitis dan ooforitis

Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis.

5. Pencegahan Infeksi Nifas

a. Masa kehamilan

1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

b. Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :

1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut

2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.

5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.

6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril

7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.

c. Selama nifas

1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

Kenali Perubahan pada Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6 pekan.

Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara dini.
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu mengencangkan kembali otot perut.

2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein ini.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan

Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
10. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai ibadah, dzikir adalah salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa kepada Alloh agar dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu dalam merawat sang buah hati. Wallohul Musta’an

MASA NIFAS YANG SEHAT

APAKAH MASA NIFAS ITU ?
Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ibu yang melahirkan bayi sejak sesaat setelah bayi lahir sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas normalnya berlangsung selama kira-kira 6 minggu (42 hari).


APA SAJA YANG TERJADI DALAM TUBUH IBU SELAMA MASA NIFAS ?
Selama masa nifas ibu akan mengalami beberapa perubahan dalam tubuhnya sebagai berikut:
Rahim: secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Luka-luka pada jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi
Rasa mules yang disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 –3 hari setelah persalinan
Keluarnya cairan yang berasal dari jalan lahir
Pada 2 hari setelah persalinan keluar cairan yang berupa darah segar berwarna merah dan sisa-sisa air ketuban. Pada hari ke-3 sampai ke-7 cairan berwarna merah kekuningan berisis darah lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14 cairan berwarna kuning dan tidak ada darah lagi. Setelah 2 minggu cairan berwarna bening. Apabila selama masa tersebut dijumpai cairan seperti nanah dan berbau busuk berarti terjadi infeksi.
Ibu memulai tugas baru yaitu menyusui bayi
Ibu mulai menstruasi kembali.


HAL-HAL APA YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH IBU NIFAS ?
Kebersihan diri
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh. Ibu harus harus selalu membersihkan daerah kemaluan dengan sabun dan air. Seharusnya pada saat cebok membersihkannya dengan cara dari arah depan kebelakang untuk mencegah terjadinya infeksi pada kemaluan. Selalu mengganti pembalut sesering mungkin (setiap kali basah, kotor harus segera diganti). Cuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan. Bila ada jahitan pada kemaluan tidak boleh disentuh-sentuh dan dijaga tetap dan bersih dan kering.
Istirahat
Ibu harus istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Untuk kembali kepada kegiatan-kegiatan rumah tangga harus dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Manfaatkan waktu untuk istirahat pada saat bayi tidur karena kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi, proses pengecilan lahir dan memperbanyak perdarahan.
Latihan
Ibu perlu malakukan latihan otot perut dan panggul dengan cara sebagai berikut:
- Tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5 kemudian rilex. Ulangi sebanyak 10 kali.
- Untuk melatih kekuatan otot jalan lahir dan dasar panggul dengan cara berdiri dengan tungkai tidak tegang. Kerutkan dubur tahan dalam hitungan 1 sampai 5 kemudian kendorkan dan ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali. Kedua latihan tersebut dimulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap kali gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
Gizi
Karena ibu saat ini sedang menyusui bayinya maka ibu harus:
- mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari (1 piring nasi)
- makananan yang dimakan harus seimbang yang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, buah serta susu.
- Minum sedikitnya 3 liter (12 gelas) perhari dan ibu sebaiknya minum setiap kali akan menyusui.
- Pil zat besi harus di minum setidaknya selama 40 hari setelah persalinan.
- Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI.


Menyusui
ASI harus diberikan setiap kali bayi merasa lapar atau setidaknya 10 sampai 12 kali dalam 24 jam. Jika bayi tidur lebih dari 3 – 4 jam bayi harus dibangunkan dan diberikan ASI. Jika payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui maka ASI yang dikeluarkan lebih sedikit. Jaga payudara agar tetap bersih dan kering terutama putting susu dan gunakan BH yang menokong payudara. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum agar produksi ASI tetap banyak. Bayi baru lahir harus diberikan ASI harus diberikan ASI 2 jam pertama setelah kelahiran.
Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam kemaluan tanpa merasa nyeri. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai 40 hari setelah persalinan. Keputusan tergantung kepada kesepakatan pasangan.
Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang mencegah kehamilan yang belum diinginkan.
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN PADA MASANIFAS
Menghindari makanan yang berprotein seperti ikan, ayam dan telur akan merugikan karena ibu menyusui perlu tambahan makanan sebesar 500 kalori perhari.
Mengurangi tindakan atau kebiasaan yang tidak bermanfaat seperti penggunaan bebat perut (setagen) pada 2-4 jam pertama masa nifas.
Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa krisis untuk ikatan batin bayi dan ibu dan memulai menyusui.
Memijat daerah perut tidak disarankan karena dapat menyebabkan posisi rahim.

HEALTH EDUCATION, PERSONAL HYGIENE, ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA IBU NIFAS

A.Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu bearikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.

Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.

Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula.

B.Kebutuhan dalam Masa Nifas

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

1. Kebersihan diri atau personal hygiene.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.

Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

a.Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b.Kebersihan rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.

c.Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.

d.Kebersihan vulva dan sekitarnya.

•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.

•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.

2. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.

Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.

Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :

1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.

3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.

4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.

5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Fase / Tahapan Tidur Seseorang :

1. Awal

2. Non rapid eyes movement (non-rem)

3. Rapid Eyes Movement (rem)

4. Dream Sleep

Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.

Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.

Penderita juga diperbolehkan bangun dan turun dari tempat tidur pada hari kedua setelah melahirkan karena membawa beberapa keuntungan:

a. Pelemasan otot lebih baik

b. Sirkulasi darah lebih lancar, mempercepat penyembuhan

c. Memperlancar pengeluaran lochia berarti mempercepat involusi

d. Penderita merasa sehat, karena tidak bersikap sebagai orang sakit

e. Mengurangi bahaya embolus dan thrombosis

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

Istirahat malam

Selama satu atau dua malam yang pertama,ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-benar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomy sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan obat analgesic dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur

Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak diperlukan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dini dan tidak diganggu tanpa alas an. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat diatasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.

Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang ditemukan harus dilaporkan pada dokter. Insomnia merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.

Pola istirahat

a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :

1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan

3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB, 2002 : N – 25).

Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.

BAHAYA DAN RISIKO MASA NIFAS

Lama masa nifas bisa berbeda-beda pada setiap ibu. Namun, cepat lambatnya berhenti merupakan indikasi singkat-lamanya masa nifas itu sendiri
Keadaan yang perlu diwaspadai pada masa nifas ini adalah :
1.Perdarahan dari jalan lahir yang lebih banyak dari biasa.
Perdarahan ini terjadi jika proses kontraksi rahim berlangsung tidak semestinya atau lemah. Penyebab lain bisa karena ada sesuatu yang tersisa dalam rahim, semisal ari-ari, atau selaput ketuban yang kemudian membungkus sisa darah yang membeku sehingga bekuan darah tersebut jadi benda asing dalam rahim. Selain itu, bisa juga karena infeksi puerpuralis yang menyebabkan darah lama berhenti atau anemia yang membuat kontraksi rahim kurang dan ibu terus-menerus letih, sehingga mempengaruhi faktor psikis dan emosionalnya (Indiarti, 2007).
Selain itu perdarahan post partum dapat terjadi karena menahan kencing (buang air kecil). Karena akan mengganggu proses pengecilan rahim (proses involusio), sehingga akan menyebabkan perdarahan (Jenny, 2006).
Pencegahan:
a.Jangan menahan kencing ( buang air kecil)
b.Istirahat yang cukup
c.Cukupi kebutuhan makan dan minum (Jenny, 2006).
2.Keluarnya cairan dari jalan lahir atau demam lebih dari 2 hari.
Cairan yang berbau busuk dari jalan lahir mungkin terjadi lokiostosis ( lockea yang tidak lancar keluar) dan infeksi. Cairan yang berbau dari jalan lahir dapat juga disebabkan karena sebagian kecil plasenta tetap berada dirahim dan apabila disertai rasa nyeri, gatal, bau tidak nyaman, atau tekstur yang berbusa, ini yang mungkin mengalami infeksi saluran kemih atau vagina (Jimenez, 2000).
Demam tinggi ini dapat disebabkan karena kemungkinan adanya infeksi rahim, infeksi kandung kemih, infeksi payudara (mastitis), infeksi bedah caesar, infeksi episiotomi atau robekan dan penyakit lainnya (Hasselquist, 2006)
Pencegahan:
a.Minum air yang banyak
b.Ganti pembalut secara teratur
3.Bengkak pada muka dan tangan yang mungkin disertai dengan kejang
Hal ini dapat disebabkan karena tromboplebitis (gumpalan darah pada pembuluh darah) (Mary, 2006). Dan apabila disertai dengan kram pada kaki ini mungkin karena terlalu banyak atau terlalu sedikit kalsium (Jimenez, 2006).
Pencegahan:
Duduklah dengan kaki lurus, telapak menegang perlahan-lahan, renggangkan tubuh bagian atas kearah telapak kaki sampai rasa nyeri berkurang dan apabila terjadi tromboplebitis segera periksa ke dokter.
4.Payudara bengkak kemerah-merahan
Jika payudara tidak sering dikosongkan sampai tuntas dapat terjadi penyumbatan. Hal ini biasanya terlihat berupa benjolan kecil, terasa sakit, dan memerah. Dan jika benjolan ini tidak segera diobati dapat menyebabkan infeksi (Jimenez, 2006).
Bengkak pada payudara dapat disebabkan karena adanya sumbatan gumpalan susu, payudara bengkak ketika susu mulai diproduksi dan mungkin karena mengalami mastitis (infeksi payudara).
Pencegahan:
a.Biarkan bayi menyusui 20-30 menit setiap satu setengah sampai tiga jam sekali.
b.Sebaiknya anda menyusu sampai payudara kosong
c.Letakkan kantong es untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara
d.Jika payudara terasa panas, kaku, bengkak dan jika disertai dengan sakit kepala mungkin mengalami infeksi payudara atau mastitis segera periksa ke bidan atau ke dokter sesegera mungkin.
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang mungkin terjadi pada masa itu, antara lain:
1.Anemia
Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi bila sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.
Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi membahayakan, semisal mengalami perdarahan post partum, maka harus segera diberi transfusi darah. Jika kondisinya tidak berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian obat-obatan penambah darah yang mengandung zat besi.
2.Eklampsia dan preeklampsia
Biasanya orang menyebutnya keracunan kehamilan. Ini ditandai dengan munculnya tekanan darah tinggi, oedema atau pembengkakan pada tungkai, dan bila diperiksa di laboratorium urinnya terlihat mengandung protein. Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi kejang. Jika hanya gejala atau tanda-tandanya saja dikatakan preeklampsia.
Gangguan ini merupakan penyebab kematian ibu yang nomor satu. Penyebabnya masih belum diketahui dengan jelas. Preekampsia dapat diakibat karena kekurangan asam arakidonat yang berasal dari kacang-kacangan dan diakibatkan stres pada ibu dan faktor emosional lainnya.
Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah. Hal ini bisa menyebabkan kematian.
3.Perdarahan postpartum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
a.Pembagian perdarahan post partum:
1)Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi selama 24 jam setelah anak lahir.
2)Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.
b.Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum:
1)Menghentikan perdarahan.
2)Mencegah timbulnya syok.
3)Mengganti darah yang hilang.
c.Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan penyebabnya:
1)Atoni uteri (50-60%).
2)Retensio plasenta (16-17%).
3)Sisa plasenta (23-24%).
4)Laserasi jalan lahir (4-5%).
5)Kelainan darah (0,5-0,8%).
d.Etiologi perdarahan post partum:
1)Atoni uteri.
2)Sisa plasenta dan selaput ketuban.
3)Jalan lahir: robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim.
4)Penyakit darah
e.Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia yang sering dijumpai:
1)Perdarahan yang banyak.
2)Solusio plasenta.
3)Kematian janin yang lama dalam kandungan.
4)Pre eklampsia dan eklampsia.
5)Infeksi, hepatitis dan syok septik.
f.Cara membuat diagnosis perdarahan post partum:
1)Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus.
2)Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak.
3)Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
a)Sisa plasenta dan ketuban.
b)Robekan rahim.
c)Plasenta suksenturiata.
4)Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
5)Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin, clot observation test (COT), dan lain-lain.
Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan yang hebat maupun perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-menerus. Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan dapat menjadi syok. Oleh karena itu penting sekali pada setiap ibu bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin; serta pengawasan tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu, kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya mulai terjadi proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta (his pengeluaran plasenta).
g.Penanganan Perdarahan Post Partum
Penanganan perdarahan post partum berupa mencegah perdarahan post partum, mengobati perdarahan kala uri dan mengobati perdarahan post partum pada atoni uteri.
h.Cara mencegah perdarahan post partum
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (uterotonika). Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan (Mochtar, 2002).
4.Depresi masa nifas
"Depresi di masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga. Gejalanya sama dengan depresi prahaid. Ini karena pengaruh perubahan hormonal, adanya proses involusi, dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus bayi, dan sebagainya. Depresi juga biasanya timbul jika ibu dan keluarganya dililit konflik rumah tangga, anak yang lahir tak diharapkan, keadaan sosial ekonominya lemah, atau trauma karena telah melahirkan anak cacat."
Depresi masa nifas terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, di mana kadar hormon masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam-macam, mulai dari neurosis atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita sakit jiwa dan kadang-kadang sampai tak sadar, seperti meracau, mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situasi yang sebenarnya.
Untuk mengatasinya, ibu dianjurkan untuk tidur cukup, tidak dibebani banyak pikiran misalnya karena ASI tidak keluar, banyak bergerak dan beraktivitas seperti senam nifas, jalan pagi, menyapu rumah dan lainnya, sehingga proses sirkulasi darah menjadi baik. Oleh dokter, biasanya ibu akan diberi vitamin C dosis tinggi, obat-obatan penenang dan juga penambah darah.
5.Infeksi masa nifas
Pada saat nifas, adanya darah yang keluar sebetulnya merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, lekosit, dan lainnya. Oleh sebab itu, di masa nifas ini ibu belum boleh melakukan hubungan seksual. Alasannya, kotoran yang seharusnya keluar dari rahim ibu akan kembali terbawa ke dalam dan akhirnya menimbulkan infeksi. Kuman juga bisa menempel di ekor sperma yang "larinya" cepat. Selain itu, selama masa nifas dinding rahim belum begitu kuat. Juga, mulut rahim belum menutup sempurna seperti saat sebelum melahirkan.
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari (Manuaba, 1998).
Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya berbau busuk. Selain itu rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga bisa terjadi perdarahan. Meski infeksi ini jarang berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa menyebabkan kematian.
Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk:
a.Infeksi Lokal
1)Pembengkakan luka episiotomi.
2)Terjadi penanahan.
3)Perubahan warna lokal.
4)Pengeluaran lochia bercampur nanah.
5)Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
6)Temperatur badan dapat meningkat (Manuaba, 1998).
b.Infeksi General
1)Tampak sakit dan lemah.
2)Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3)Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4)Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5)Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6)Terjadi gangguan involusi uterus.
7)Lochia: berbau, bernanah serta kotor (Manuaba, 1998).
c.Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah:
1)Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
2)Tindakan operasi persalinan.
3)Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4)Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5)Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).
d.Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:
1)Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama.
2)Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
3)Hubungan seks menjelang persalinan.
4)Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi). (Manuaba, 1998)
e.Keadaan abnormal pada rahim
Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah:
1)Sub involusi uteri.
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri (Manuaba, 1998).
2)Pendarahan masa nifas sekunder.
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya (Manuaba, 1998).
3)Flegmansia alba dolens.
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah:
a)Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b)Berwarna putih.
c)Terasa sangat nyeri.
d)Tampak bendungan pembuluh darah.
e)Temperatur badan dapat meningkat (Manuaba, 1998).
f.Keadaan abnormal pada payudara
Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
1)Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
2)Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.
g.Keadaan abnormal pada psikologis
1)Psikologi pada masa nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.
2)Depresi pada masa nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

MASALAH INFEKSI PADA MASA NIFAS

I. PENGERTIAN NIFAS

a. Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)

b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne’bnatal, 2001:122)

c. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)

d. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115)

e. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari

II. PENYEBAB DAN CARA TERJADINYA INFEKSI

a. Penyebab infeksi nifas

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuinan-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :

1) Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

2) Staphylococcus aureus

Masuknya secara eksogn, infeksinya sedang, banyak di temukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

3) Escherichia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.

4) Clostridium Welchii

Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

b. Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:

1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.

2) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.

3) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.

4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan
banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.

b. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama dengan
ketuban pecah lama, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang
baiknya proses pencegahan infeksi dan manipulasi yang berlebihan.

c. Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun perabdominam.

d. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah dalam
rongga rahim.

e. Episiotomi atau laserasi.

IV. Gambaran Klinis Infeksi Nifas

a. Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 – 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigil.

b. Endometritis

Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.

Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.

Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.

c. Septicemia dan piemia

Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala septicemia lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 – 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 – 160 kali/menit atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.

Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada piemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain.

d. Peritonitis

Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.

Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.

e. Sellulitis pelvika (Parametritis)

Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika.

Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala sellulitis pelvika menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.

Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

f. Salpingitis dan ooforitis

Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat di pisahkan dari pelvio peritonitis.

V. PENCEGAHAN INFEKSI NIFAS

a. Masa kehamilan

1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

b. Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :

1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.

2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.

5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.

6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.

7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.

c. Selama nifas

1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

V. KLASIFIKASI

1) Infeksi terbatas lokalisasinya pada perineum, vulva, serviks dan endometrium.

2) Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium.

VI. PENANGAN UMUM

1) Antisipasi setiap kondisi (faktor presdisposisi dan dlam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.

2) Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.

3) Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.

4) Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.

5) Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.

6) Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan.

7) Berikan hidrasi oral/iv secukupnya.

VII. JENIS-JENIS INFEKSI

1) Endometritis

Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen radang terbatas pada endometritium. Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun (remittens). His royan dan lebih nyeri dari biasa dan lebih lama dirasakan. Lochia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau. Lochia berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Sering ada sub involusi. Leucocyt naik antara 15000-30000/mm³.

Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat mengganggu penderita. Kalau infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur dan turun pada hari ke 7-10. Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterustonika. Pasien disuruh minum banyak

2) Parametritis

Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.

Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam ⅔ kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi abses selalu mencari jalan ke rongga perut yuang menyebabkan peritonitis, ke rectum atau ke kandung kencing.

3) Peritonitis

Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus, parametritis yang meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke peritoneum atau langsung sewaktu tindakan perabdominal.

Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis, bila meluas ke seluruh rongga peritoneum disebut peritonitis umum, dan ini sangat berbahaya yang menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian akibat infeksi.

VIII. GAMBARAN KLINIS
1) Pelvioperitonitis : demam, nyeri perut bagian bawah, nyeri pada pemeriksan dalam, kavum douglasi menonjol karena adanya abses (kadang-kadang). Bila hal ini dijumpai maka nanah harus dikeluarkan dengan kolpotomi posterior, supaya nanah tidak keluar menembus rektum.
2) Poeritonitis umum adalah berbahaya bila disebabkan oleh kuman yang patogen. Perut kembung, meteorismus dan dapat terjadi paralitik ileus. Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat, muka cekung, kulit dingin, mata cekung yang disebut muka hipokrates.diagnosa dibantu dengan pemeriksaan laboratorium.

IX. PENCEGAHAN

a) Massa kehamilan dengan cara mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

b) Masa perssalinan dengan cara :

· Hindari dalam berulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterelisasi yang baik apalagi bila ketuban telah pecah.

· Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.

· Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.

· Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominal dibersihkan,dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

· Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga kesuci-hamaanya.

· Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.

· Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandung kencing harus steril.

· Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

· Tamu yang berkunjung harus di batasi.

X. PENGOBATAN SECARA UMUM

Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan. Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nasokomial.

Tujuan 1: mencegah dan mengurangi infeksi.

Intervensi:
1. Kaji data pasien dalam ruang bersalin.Infeksi perineum (menggunakan senter yang baik), catat warna, sifat episiotomi dan warnanya. Perkiraan pinggir epis dan memungkinkan perdarahan nyeri.

2. Kaji tinggi fundus uteri dan sifatnya

3. Kaji lochia: jenis, jumlah, warna dan sifatnya. Hubungkan dengan data post partum.

4. Kaji payudara: eritema, nyeri, sumbatan dan cairan yang keluar (dari puting).

b) Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi.

Tujuan 2: nyeri berkurang dan terkontrol

Intervensi :

1. Selidiki keluhan pasien akan nyeri;perhatikan intensitas (0-10),lokasi,dan faktor pencetus

2. Awasi tanda vital,perhatikan petunjuk non-verbal,misal:tegangan otot,gelisah.

3. Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.

4. Berikan tindakan kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung).

5. Anjurkan untuk relaksasi dan distraksi

c) Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau tujuan atau ancaman kematian.

Tujuan : klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.

Intervensi :

1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan.

Rasional : Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya

2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar ).

Rasional : Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis

3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung.

Rasional : Memberikan dukungan emosi

4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan.

Rasional : Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui

5. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya

Rasional : Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas.

6. Kaji mekanisme koping yang di gunakan klien.